Tugas 3 : Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
DEFINISI KARANGAN
Karangan adalah bentuk tulisan
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang
utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan
perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
JENIS-JENIS KARANGAN DAN CIRI-CIRINYA
1. Karangan Narasai
Karangan narasi adalah karangan yang
menyajikan serangaian peristiwa yang biasanya disusing menurut urutan waktu.
Yang termasuk narasi ialah cerpen , novel , roman, kisah perjalanan , biografi,
otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan
Narasi :
a. Menyajiikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta
kejadian yang menunjukan peristiwaa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau
kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara
hidup dan terperinci
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karanagan
yang menghambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,
mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri
Ciri-ciri/karakteristik karangan
deskripsi :
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu
objek tertentu
b. Betujuan untuk menciptakan kesan atau
pengalaman pada diri sendiri agar pembaca
seolah-olah mereka melihat, merasakan , mengalami, atau mendengar sendiri suatu
objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena
selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, masusia, dan hal
yang di personifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara
tau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3. Karangan Exposisi
Karangan Ecposisi adalah bentuk karangan yang
memaparkan , member keterangan menjelaskan, member informasi sejelas-jelasnya
mengenai suatu hal.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Exposisi :
a. Menjelaskan informasi agar pembaca
mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar
terjadu (data factual)
c. Tidak terdapat unsure mempengaruhi
atau memaksakan kehendak
d. Menjunjukan analisis atau penafsiran
yang terjadi atau tentang prsoses kerja sesuatu
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan
yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ude
penulis disetai alas an bukti dan contoh yang konkrit
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Persuasi :
a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan
yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu
masalah dengan mengemukakan alas an, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Argumentasi
a.
Berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengaranb sehingga kebenaran itu
diakui oleh pembaca
b.
Pembuktian
dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, gambar
c.
Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.
Daalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas
e.
Dalam
membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunaka bermacam-macam
pola pembuktian
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
SIKAP ILMIAH
Penulis karangan ilmiah sepatutnya
memiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan, baik
kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri. Untuk itu penulis karangan ilmiah
seharusnya memahami dan merealisasikan sikap-sikap ilmiahnya sehingga dia dan
karyanya menjadi semakin berkualitas.
Orang yang berjiwa ilmiah adalah orang
yang memiliki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap ilmiah tersebut
adalah sikap ingin tahu, kritis, terbuka, objektif, rela menghargai karya orang
lain, berani mempertahankan kebenaran dan menjangkau ke depan.
1.
Sikap ingin tahu diwujudkan
dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja
unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan
seterusnya.
2.
Sikap kritis direalisasikan
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada
siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum
menentukan pendapat untuk ditulis.
3.
Sikap terbuka dinyatakan
dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
4.
Sikap objektif diperlihatkan
dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan
dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan
menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan
membela fakta atas hasil penelitiannya.
7.
Sikap menjangkau ke
depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu
membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori
baru.
Langkah-langkah dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa
tahapan - tahapan, diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan
tahap evaluasi.
A. Tahap Persiapan
1. Memilih Topik dan Tema
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh
isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik
pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan
membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah
bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau
penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih
terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
a. Isu-isu yang masih hangat.
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang
dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis
mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak
maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan
dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa
dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai
kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk
memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis
tersebut.
3. Survei Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang
diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya
ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau
penelitian.
4. Membangun Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk
suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun
secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan
demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka
atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penyusunan Bibliografi :
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel
yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu
bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak
diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi
adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua
spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan
seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat
ketikan.
5. Menyusun Hipotesis
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi
penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang
ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
6. Menyusun Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah
menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang
Direncanakan
Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian
dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan
percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian
8. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan
metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
obyek percobaan yang dilakukan tersebut.
9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil
pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk
meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.
10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori
Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala
hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan
penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari
semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap obyek penelitian.
B. Tahap Penulisan
Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :
·
Bagian Permulaan
1.
Halaman Sampul
a.
Judul
b.
Jenis laporan (KTI,
skripsi, tesis, disertasi)
c.
Nama, NIM Mahasiswa
d.
Lambang Institusi
e.
Nama Lengkap
Universitas
2.
Halaman logo
3.
Halaman Judul (sama
dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
4.
Halaman Persetujuan
a.
Persetujuan
Pembimbing
b.
Pengesahan untuk para
penguji
5.
Kata Pengantar
6.
Ucapan Terimakasih
7.
Abstrak
8.
Daftar Isi
9.
Daftar tabel, gambar
dan lampiran
·
Bagian Isi
1.
Pendahuluan
Latar belakang pengambilan topik
a.
Perumusan masalah
b.
Tujuan
*Umum
*Khusus
*Umum
*Khusus
d.
Manfaat Penelitian
2.
Kerangka
Teori/Tinjauan Pustaka
3.
Kerangka Konsep
Diagram
kerangka konsep
a.
Hipotesa
b.
Defenisi operasional
4.
Metodologi Penelitian
a.
Rancangan/desain
penelitian
b.
Populasi
c.
Pengambilan sampel
d.
Cara pengolahan data
5.
Hasil Penelitian
a.
Penguraian hasil
penelitian
6.
Pembahasan
a.
Mebahas hasil
penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
7.
Kesimpulan
8.
Saran
C. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan
yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel,
sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.
Karangan adalah bentuk tulisan
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang
utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan
perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
JENIS-JENIS KARANGAN DAN CIRI-CIRINYA
1. Karangan Narasai
Karangan narasi adalah karangan yang
menyajikan serangaian peristiwa yang biasanya disusing menurut urutan waktu.
Yang termasuk narasi ialah cerpen , novel , roman, kisah perjalanan , biografi,
otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan
Narasi :
a. Menyajiikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta
kejadian yang menunjukan peristiwaa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau
kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara
hidup dan terperinci
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karanagan
yang menghambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,
mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri
Ciri-ciri/karakteristik karangan
deskripsi :
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu
objek tertentu
b. Betujuan untuk menciptakan kesan atau
pengalaman pada diri sendiri agar pembaca
seolah-olah mereka melihat, merasakan , mengalami, atau mendengar sendiri suatu
objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena
selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, masusia, dan hal
yang di personifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara
tau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3. Karangan Exposisi
Karangan Ecposisi adalah bentuk karangan yang
memaparkan , member keterangan menjelaskan, member informasi sejelas-jelasnya
mengenai suatu hal.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Exposisi :
a. Menjelaskan informasi agar pembaca
mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar
terjadu (data factual)
c. Tidak terdapat unsure mempengaruhi
atau memaksakan kehendak
d. Menjunjukan analisis atau penafsiran
yang terjadi atau tentang prsoses kerja sesuatu
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan
yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ude
penulis disetai alas an bukti dan contoh yang konkrit
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Persuasi :
a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan
yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu
masalah dengan mengemukakan alas an, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Argumentasi
a.
Berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengaranb sehingga kebenaran itu
diakui oleh pembaca
b.
Pembuktian
dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, gambar
c.
Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.
Daalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas
e.
Dalam
membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunaka bermacam-macam
pola pembuktian
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
SIKAP ILMIAH
Penulis karangan ilmiah sepatutnya
memiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan, baik
kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri. Untuk itu penulis karangan ilmiah
seharusnya memahami dan merealisasikan sikap-sikap ilmiahnya sehingga dia dan
karyanya menjadi semakin berkualitas.
Orang yang berjiwa ilmiah adalah orang
yang memiliki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap ilmiah tersebut
adalah sikap ingin tahu, kritis, terbuka, objektif, rela menghargai karya orang
lain, berani mempertahankan kebenaran dan menjangkau ke depan.
1.
Sikap ingin tahu diwujudkan
dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja
unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan
seterusnya.
2.
Sikap kritis direalisasikan
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada
siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum
menentukan pendapat untuk ditulis.
3.
Sikap terbuka dinyatakan
dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
4.
Sikap objektif diperlihatkan
dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan
dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan
menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan
membela fakta atas hasil penelitiannya.
7.
Sikap menjangkau ke
depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu
membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori
baru.
Langkah-langkah dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa
tahapan - tahapan, diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan
tahap evaluasi.
A. Tahap Persiapan
1. Memilih Topik dan Tema
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh
isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik
pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan
membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah
bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau
penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih
terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
a. Isu-isu yang masih hangat.
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang
dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis
mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak
maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan
dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa
dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai
kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk
memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis
tersebut.
3. Survei Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang
diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya
ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau
penelitian.
4. Membangun Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk
suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun
secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan
demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka
atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penyusunan Bibliografi :
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel
yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu
bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak
diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi
adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua
spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan
seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat
ketikan.
5. Menyusun Hipotesis
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi
penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang
ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
6. Menyusun Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah
menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang
Direncanakan
Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian
dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan
percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian
8. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan
metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
obyek percobaan yang dilakukan tersebut.
9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil
pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk
meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.
10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori
Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala
hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan
penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari
semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap obyek penelitian.
B. Tahap Penulisan
Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :
·
Bagian Permulaan
1.
Halaman Sampul
a.
Judul
b.
Jenis laporan (KTI,
skripsi, tesis, disertasi)
c.
Nama, NIM Mahasiswa
d.
Lambang Institusi
e.
Nama Lengkap
Universitas
2.
Halaman logo
3.
Halaman Judul (sama
dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
4.
Halaman Persetujuan
a.
Persetujuan
Pembimbing
b.
Pengesahan untuk para
penguji
5.
Kata Pengantar
6.
Ucapan Terimakasih
7.
Abstrak
8.
Daftar Isi
9.
Daftar tabel, gambar
dan lampiran
·
Bagian Isi
1.
Pendahuluan
Latar belakang pengambilan topik
a.
Perumusan masalah
b.
Tujuan
*Umum
*Khusus
*Umum
*Khusus
d.
Manfaat Penelitian
2.
Kerangka
Teori/Tinjauan Pustaka
3.
Kerangka Konsep
Diagram
kerangka konsep
a.
Hipotesa
b.
Defenisi operasional
4.
Metodologi Penelitian
a.
Rancangan/desain
penelitian
b.
Populasi
c.
Pengambilan sampel
d.
Cara pengolahan data
5.
Hasil Penelitian
a.
Penguraian hasil
penelitian
6.
Pembahasan
a.
Mebahas hasil
penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
7.
Kesimpulan
8.
Saran
C. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan
yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel,
sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar