Tugas Softskill Bab 11 Manajemen Resiko Keuangan
Pengertian Risiko Keuangan
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada pembiayaan
external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang
sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor
seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban
kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang
mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak
eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang
menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal.
Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun
fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko
liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas
pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap.
3. Resiko
kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko
regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko
pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko
akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen.
Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu
fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam
proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang
berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing
adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup:
1. antisipasi
pergerakan kurs,
2. pengukuran
risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3. perancangan
strategi perlindungan yang memadai, dan
4. pembuatan
pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi
mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat
menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
Potensi Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah
nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi
risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas
terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam
mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang
asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk
tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh
translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu
pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini)
menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut
potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang
pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi
kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar
melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Strategi Perlindungan Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi
dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung
nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut.
Strategi ini mencakup :
Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan
menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban
perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan
positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang
rentan terhdap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan
saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk
mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan
laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk
perusahaan.
3. Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang
lokal.
4. Menunda
(memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat
pembayaran utang dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang
lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi
dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
Lindung Nilai Operasional
Lindung Nilai Operasional Bentuk perlindungan risiko ini
berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata
uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan
yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
Lindung Nilai Struktural
Lindung Nilai Struktural Lindung nilai ini mencakup relokasi
tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.
Lindung Nilai Kontraktual
Lindung Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen lindung nilai
kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar
kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah
derivatif , dan bukan merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar,
seperti perjanjian pembelian kembali (piutang), obligasi, dan modal saham,
memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang memberikan
hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen keuangan atau
komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat
kontijensi.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai Merupakan
kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaanya untuk
meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada
pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward, future,
swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya. Untuk memahami pentingnya akuntansi
lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai yang dasar.
Komponen dasar laporan keuangan (tanpa pajak).
Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi
Internasional, Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar